Bandung , Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Muda Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Haryo Seno, menegaskan bahwa nuklir dan radiasi memiliki risiko, tetapi juga menawarkan banyak manfaat besar dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disampaikan di hadapan siswa SMA Negeri Sumatera Selatan saat kunjungan edukasi di Bandung, Jumat (15/11). “Takut terhadap risikonya boleh, tapi jangan fobia,” ujarnya.
Seno menjelaskan, radiasi merupakan fenomena alam yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Radiasi alami diterima setiap hari, baik dari matahari, batuan terestrial, maupun tubuh manusia yang memancarkan radiasi interna secara alami. Matahari merupakan reaktor alam terbesar yang radiasinya selalu diterima setiap hari oleh manusia.
Dalam pemaparannya, Seno memaparkan sejarah perkembangan teknologi nuklir di Indonesia, yang dimulai dari pendirian Lembaga Tenaga Atom pada 1950-an hingga menjadi BATAN pada 1964. Sejak 2021, BATAN diintegrasikan ke BRIN untuk memperkuat pengembangan nuklir di Indonesia. “Selama 64 tahun, nuklir di Indonesia berkomitmen pada keselamatan dan telah memanfaatkan teknologi nuklir di berbagai bidang untuk kesejahteraan,” ungkapnya.
Radiasi, yang merupakan energi yang dipancarkan dari inti atom tidak stabil, memiliki efek probabilitas terhadap tubuh manusia. Seno menuturkan bahwa efek radiasi bergantung pada dosis, jenis radiasi, dan kondisi tubuh. Meski radiasi dapat merusak sel, tubuh memiliki mekanisme pemulihan alami. Namun, paparan radiasi berlebihan dapat menyebabkan risiko seperti kanker atau kerusakan genetik.
Seno juga memberikan tips melindungi diri dari radiasi, seperti menggunakan pelindung yang tepat dan menjaga jarak dengan sumber radiasi. Dalam bekerja dengan radiasi, kecepatan dan efektivitas adalah kunci untuk meminimalkan risiko. Lakukan dengan secepat dan seefektif mungkin.
Selain aspek keselamatan, Seno menyoroti pemanfaatan nuklir di berbagai bidang, seperti teknik mutasi radiasi di pertanian. Teknik ini memungkinkan pengembangan varietas tanaman unggul yang lebih produktif, tahan hama, dan berkualitas tinggi. Teknologi nuklir juga diterapkan di sektor kesehatan, pangan, energi, hingga lingkungan.
Ketua rombongan SMA Negeri Sumatera Selatan, Muhammad Rifqi, mengapresiasi pemaparan Seno. Ia berharap materi ini mampu memperluas wawasan siswa dan mendukung inovasi mereka dalam riset. “Kami mau memahami hal yang berbeda sehingga dapat membantu siswa yang kami bawa berkunjung ini untuk lebih membuka pemikiran mereka dari sisi inovasi dan kreasi agar meningkatkan tingkat analisis kuantitatif maupun kualitatif dalam sebuah riset,” ujarnya. Rifqi juga berharap pengetahuan ini dapat menjadi masukan untuk program kegiatan sekolah.