Jakarta , Standardisasi memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing sektor industri manufaktur nasional. Selain melindungi konsumen dan lingkungan, standar nasional juga mendukung efisiensi proses produksi dan mempermudah akses produk Indonesia ke pasar global. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada acara Penganugerahan SNI Award 2024 di Jakarta, Kamis (21/11) malam.
“Peran strategis standardisasi ini telah meningkatkan awareness negara-negara anggota WTO (World Trade Organization) untuk menerapkan standar produk dan jasa di negaranya,” ujar Faisol. Ia menambahkan, harmonisasi standar nasional dengan standar internasional akan membuka jalan bagi produk Indonesia untuk terlibat dalam rantai nilai global.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mempercepat penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai bagian dari strategi meningkatkan daya saing. Hingga tahun 2024, Kemenperin telah mewajibkan penerapan 130 SNI di berbagai sektor industri, dengan 33 peraturan telah diberlakukan, 12 dalam proses pengundangan, serta puluhan lainnya dalam tahap harmonisasi dan pembahasan dengan stakeholders.
Faisol menekankan pentingnya kolaborasi untuk membangun budaya standardisasi yang kuat di Indonesia. “Saya mengajak untuk meningkatkan pengembangan standardisasi dengan mempererat kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, lembaga riset, akademisi, masyarakat, dan stakeholder yang terkait, demi membangun budaya standardisasi yang kuat,” katanya. Langkah ini sejalan dengan salah satu poin Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong hilirisasi dan industrialisasi.
Kemenperin optimistis implementasi strategi standardisasi di sektor industri prioritas seperti otomotif, elektronik, tekstil, hingga makanan dan minuman akan meningkatkan posisi daya saing Indonesia di kancah global. Percepatan ini diharapkan mampu mendongkrak daya saing negara kita yang tahun ini baru menempati posisi ke-27 dunia.