Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti, menegaskan peran penting Kanada sebagai mitra dagang strategis bagi Indonesia dalam seminar bertajuk "Ekspor ke Kanada" yang digelar di Jakarta, Selasa (3/12). Wamendag Roro mengungkapkan, Kanada kini menempati peringkat ke-28 sebagai negara tujuan ekspor dan ke-12 sebagai mitra investasi bagi Indonesia.
Perdagangan bilateral Indonesia-Kanada pada tahun 2023 tercatat mencapai USD 3,44 miliar dengan tren pertumbuhan positif sebesar 11,24% dalam lima tahun terakhir. Sementara itu, nilai perdagangan kedua negara pada periode Januari—September 2024 naik 4,07% menjadi USD 2,65 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu, didukung oleh lonjakan ekspor nonmigas sebesar 17,15%.
Adapun lima produk utama ekspor Indonesia ke Kanada meliputi mesin listrik, karet, pakaian jadi dan aksesori, alas kaki, serta kakao, yang menunjukkan tren positif sebesar 13,99% dalam lima tahun terakhir. Di sisi lain, Indonesia mengimpor produk utama dari Kanada seperti sereal, pupuk, bubur kayu, biji minyak, mesin boiler, dan peralatan mekanik.
Dalam upaya memperluas akses pasar, Wamendag Roro menjelaskan bahwa Kementerian Perdagangan menggandeng Trade Facilitation Office (TFO) Kanada melalui program Women in Trade for Inclusive and Sustainable Growth (WITISG) untuk mempromosikan sektor makanan dan jasa Indonesia ke pasar Kanada. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing UKM Indonesia di kancah internasional.
Wamendag Roro juga memberikan apresiasi kepada Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, APINDO, Dewan Bisnis ASEAN-Kanada, dan TFO Kanada atas komitmen mereka dalam mengembangkan hubungan dagang kedua negara. Keterlibatan bisnis ini memberikan manfaat besar, terutama bagi UKM Indonesia, untuk terus tumbuh dan berkontribusi pada hubungan dagang Indonesia-Kanada yang semakin kuat.