Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Delegasi Bisnis Kanada yang tergabung dalam Canada-ASEAN Business Council (CABC) di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (3/12). Delegasi ini dipimpin oleh Presiden CABC Wayne Farmer dan diikuti perwakilan sembilan perusahaan Kanada, termasuk Sun Life Financial, Natural Resources Canada, hingga Concordia University. Pertemuan ini membahas potensi kerja sama di sektor energi bersih, ketahanan pangan, pertanian, dan ekonomi digital.
Pada sektor energi bersih, Presiden Farmer menyampaikan kesiapan Kanada mendukung transisi energi Indonesia, termasuk pengembangan energi terbarukan dan pembangkit listrik tenaga nuklir. “Kami memiliki pengalaman yang luas dalam pengelolaan energi nuklir, dan senang dapat bermitra dengan Indonesia untuk peningkatan kapasitas dalam mengelola keamanan energi nuklir dan operasionalisasi nuklir sebagai pembangkit listrik,” ujar Farmer. Menko Airlangga menyambut baik tawaran tersebut dan mengungkapkan rencana pengembangan PLTN pertama Indonesia di Kalimantan Barat menggunakan teknologi SMR. “Indonesia saat ini telah memiliki lokasi untuk pengembangan PLTN pertama yaitu di Kalimantan Barat melalui teknologi SMR, kami senang jika Kanada dapat melakukan kajian kelayakan (feasibility study) di Indonesia,” ujar Airlangga.
Selain energi nuklir, kerja sama juga ditawarkan pada energi terbarukan lainnya, seperti energi surya dan hydro energy di Jawa Barat, panas bumi di Sulawesi dan Jawa, serta energi angin di Sulawesi. Menko Airlangga juga menegaskan pentingnya sektor pertanian, di mana Kanada berkomitmen mendukung ketahanan pangan Indonesia melalui peningkatan teknologi dan kapasitas pertanian. “Pemerintah terbuka jika Kanada membantu program ketahanan pangan Indonesia,” kata Airlangga.
CABC turut menyoroti peluang di sektor ekonomi digital, termasuk e-commerce dan artificial intelligence (AI). Menko Airlangga menegaskan bahwa ekonomi digital menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Ekonomi digital Indonesia saat ini bernilai USD90 miliar dan diperkirakan akan mencapai USD120 miliar pada tahun 2025,” jelasnya. Airlangga juga menyampaikan bahwa perjanjian Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) telah rampung, yang akan meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia.
Pertemuan ini dihadiri sejumlah pejabat Kemenko Perekonomian, termasuk Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso dan Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan Ali Murtopo Simbolon. Diskusi ini diharapkan mempererat kerja sama RI-Kanada dan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia.